Dwikorita, Kepala BNPP, menyatakan bahwa cuaca ekstrem diprediksi berlangsung hingga April 2025, dipengaruhi oleh La Nina Lemah yang meningkatkan curah hujan hingga 20%. Faktor lain termasuk dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge dari Siberia, yang diperkirakan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru.
Musim hujan sering dianggap sebagai waktu yang rentan bagi tubuh terpapar penyakit karena kondisi yang lembap mendukung pertumbuhan mikroba dan virus. Udara dingin dan aktivitas fisik yang cenderung berkurang dapat melemahkan daya tahan tubuh. Untuk menjaga kesehatan selama musim hujan, berikut beberapa langkah penting:
Nutrisi memadai membantu tubuh melawan infeksi. Pastikan pola makan mencakup makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan air putih yang cukup. Hindari konsumsi berlebihan gula, garam, dan minyak, serta tambahkan probiotik seperti yogurt dan tempe untuk mendukung kesehatan usus.
Aktivitas fisik meningkatkan imunitas dan menjaga sirkulasi darah. Pilih olahraga ringan yang dapat dilakukan di dalam ruangan selama musim hujan.
Tidur cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh. Sesuaikan durasi tidur sesuai usia, misalnya 7-9 jam untuk dewasa.
Kelola stres dengan teknik relaksasi agar tubuh tetap sehat dan mampu menjalani aktivitas tanpa gangguan emosional yang berlebihan.
Gunakan pakaian hangat, konsumsi minuman hangat, dan siapkan payung atau jas hujan saat bepergian untuk menghindari hipotermia.
Jaga kebersihan tubuh dengan mandi setelah kehujanan, cuci tangan secara teratur, dan cegah genangan air di lingkungan untuk mengurangi risiko penyakit seperti demam berdarah.
Vitamin C penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membantu melindungi dari infeksi bakteri dan virus selama musim hujan.
Musim hujan sering kali membawa risiko peningkatan berbagai penyakit penyerta yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang lembap, genangan air, dan rendahnya kualitas kebersihan. Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai adalah:
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di genangan air bersih, seperti di tempat penampungan air hujan. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri otot, ruam, dan pendarahan ringan. Jika tidak ditangani, DBD dapat berkembang menjadi kondisi yang mengancam nyawa.
Udara dingin dan lembap selama musim hujan meningkatkan risiko flu. Virus influenza menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Gejalanya termasuk demam, pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan kelelahan.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Genangan air hujan menjadi tempat ideal bagi nyamuk ini untuk berkembang biak. Gejalanya meliputi demam berulang, menggigil, sakit kepala, dan anemia.
Air hujan dapat mencemari sumber air bersih, meningkatkan risiko infeksi saluran cerna. Diare sering kali disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit, yang dapat masuk ke tubuh melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditularkan melalui urine atau darah hewan, seperti tikus, anjing, atau sapi, yang terbawa oleh air banjir atau genangan air. Leptospirosis dapat menyebabkan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan, pada kasus berat, komplikasi seperti kerusakan ginjal atau hati.
Jika dalam situasi gawat darurat, masyarakat kota Semarang dapat mengandalkan layanan call center 1500-132 dan 112 untuk mendapatkan bantuan cepat dan responsif.
Referensi
BMKG, 2024. Mau Liburan Akhir Tahun? BMKG: Cek Informasi Cuaca Sebelum Berpergian!. Mau Liburan Akhir Tahun? BMKG: Cek Informasi Cuaca Sebelum Berpergian! | BMKG
kemenkes, 2022. Saatnya Menjaga Kesehatan di Musim Hujan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
kemenkes, 2022. 5 Tips Sehat Menghadapi Puncak Musim Hujan. 5 Tips Sehat Menghadapi Puncak Musim Hujan