>
>
Fakta Penting Tentang Tetanus yang Harus Anda Ketahui

Artikel

Fakta Penting Tentang Tetanus yang Harus Anda Ketahui

Tetanus adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf. Racun ini menyebabkan otot-otot menjadi kaku dan tegang, terutama di area rahang dan leher. Penyakit ini juga dapat mengganggu pernapasan, yang berpotensi mengancam nyawa. Tetanus merupakan kondisi darurat medis yang harus segera ditangani untuk mencegah penyebaran racun ke seluruh tubuh.

Meski berbahaya, tetanus tidak menular dan bisa dicegah melalui vaksinasi. Namun, penting untuk diingat bahwa infeksi sebelumnya tidak memberikan kekebalan alami, sehingga seseorang dapat terinfeksi kembali. Tetanus sering disebut lockjaw karena efek kekakuan pada rahang. Berkat program vaksinasi, kasus tetanus kini jarang terjadi, tetapi tetap menjadi risiko bagi individu yang tidak mendapatkan vaksin. Tidak ada obat spesifik untuk tetanus; pengobatan fokus pada menangani komplikasi hingga racun dalam tubuh berkurang. Gejala tetanus biasanya muncul dalam beberapa hari hingga minggu setelah bakteri masuk melalui luka, dengan masa inkubasi rata-rata 7–10 hari.

Menurut data terbaru WHO yang dipublikasikan pada bulan 2020, Kematian Tetanus di Indonesia mencapai 2,742 atau 0.16% dari total kematian. Usia yang disesuaikan dengan Tingkat Kematian adalah 1.13 per 100.000 penduduk peringkat Indonesia # 22 di dunia. Di Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang, saat ini tidak ditemukan kasus penyakit tetanus yang dilaporkan.

Penyebab

Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani, yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar manusia, seperti tanah, debu, kotoran manusia atau hewan, dan permukaan benda berkarat. Ketika bakteri ini masuk ke tubuh, mereka menghasilkan racun bernama tetanospasmin yang menyerang sistem saraf pusat. Racun ini menghambat komunikasi antara saraf di sumsum tulang belakang dan otot, menyebabkan otot menjadi kaku dan tegang.

Bakteri penyebab tetanus dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka yang terkontaminasi oleh berbagai sumber, seperti:

  1. Luka yang terpapar tinja, tanah, debu, atau air liur.
  2. Luka tusukan dari benda tajam, seperti paku atau jarum.
  3. Luka bakar.
  4. Luka yang disertai jaringan mati, seperti pada gangrene.
  5. Luka akibat kecelakaan lalu lintas.
  6. Luka akibat gigitan hewan, misalnya tikus.

Gejala

Gejala utama tetanus adalah otot rahang yang mengencang (trismus), yang menyebabkan kesulitan membuka mulut dan menelan makanan. Selain itu, gejala lainnya meliputi:

  1. Kaku otot yang meluas ke leher, lengan, dan perut.
  2. Sakit kepala.
  3. Sesak napas.
  4. Kegelisahan dan sensitivitas terhadap cahaya, suara, serta sentuhan.
  5. Demam di atas 38°C.
  6. Keringat berlebihan.
  7. Air liur yang keluar terus-menerus.
  8. Tekanan darah yang meningkat.
  9. Peningkatan detak jantung (takikardia).
  10. Gangguan irama jantung (aritmia).

Gejala-gejala ini umumnya muncul dalam 3-21 hari setelah infeksi, dengan rata-rata muncul pada hari ke-14. Pada bayi, gejala pertama kali bisa muncul dalam waktu 3 hingga 2 minggu setelah terinfeksi.

Komplikasi

Jika tidak segera ditangani, tetanus dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  1. Kesulitan bernapas akibat kekakuan pada otot pernapasan (laryngospasm).
  2. Peradangan pada paru-paru (pneumonia).
  3. Penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru).
  4. Kerusakan otak karena kekurangan pasokan oksigen.
  5. Patah tulang akibat otot yang tegang dan kaku.
  6. Kerusakan otot.
  7. Gagal jantung.
  8. Infeksi lain akibat perawatan yang lama di rumah sakit (infeksi nosokomial).
  9. Kematian.

Komplikasi-komplikasi ini menunjukkan betapa seriusnya tetanus jika tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Pencegahan

Pencegahan tetanus sangat penting untuk mencegah infeksi yang bisa berakibat fatal. Salah satu cara utama pencegahan adalah dengan menjalani vaksinasi tetanus, yang akan membantu tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan racun tetanus. Selain vaksinasi, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk menghindari paparan kuman tetanus, seperti:

  1. Menggunakan alas kaki yang tebal dan tertutup saat berada di luar ruangan untuk menghindari luka yang bisa terinfeksi.
  2. Melakukan vaksinasi tetanus lengkap, terutama jika akan bepergian ke luar negeri.
  3. Mencuci tangan secara rutin dengan air mengalir dan sabun untuk menjaga kebersihan.
  4. Menangani luka ringan segera dengan pertolongan pertama untuk mencegah infeksi.
  5. Mengganti balutan luka secara teratur dan menjaga agar tetap kering.
  6. Memeriksakan diri ke dokter jika mengalami luka parah untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.
  7. Melakukan perawatan luka yang benar agar tidak terinfeksi.

Langkah-langkah pencegahan ini dapat membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi tetanus yang berbahaya.

 

 

 

Referensi

Kemenkes, 2022. Tetanus Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

World Health Organization 2020. Total tetanus - number of reported cases Total tetanus - number of reported cases