Semarang kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dengan menerima STBM Award 2024 untuk kategori Madya. Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Selasa, 10 Desember 2024, bertempat di Rajawali Place, Jakarta. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang hadir secara pribadi untuk mewakili Walikota Semarang dalam menerima penghargaan tersebut.
STBM Award 2024 merupakan bentuk apresiasi kepada daerah yang telah berhasil mendeklarasikan Open Defecation Free (ODF) atau sukses melaksanakan pilar-pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) lainnya. Tahapan proses penilaian untuk STBM Award 2024 dilakukan secara ketat. Diawali dengan verifikasi dokumen oleh Tim Verifikator Pusat, proses ini kemudian dilanjutkan dengan verifikasi lapangan pada bulan September lalu guna memastikan pelaksanaan program di tingkat masyarakat. Beberapa titik yang dilakukan kunjungan saat verifikasi lapangan oleh tim penilai di Kota Semarang yakni Agro Wisata Cepoko, SMP N 22, Terminal Gunungpati, Kelurahan Cepoko dan Mangunsari Gunungpati, dan IPLT Tambakrejo. Dalam kunjungan tersebut, tim penilai memverifikasi berbagai program inovatif yang telah diimplementasikan termasuk kegiatan composting, bank sampah, Urban farming, pengelolaan air minum dan IPAL komunal.
Keberhasilan Kota Semarang meraih kategori Madya menunjukkan komitmen kuat pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bebas dari praktik yang berisiko terhadap kesehatan. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian ini. “Penghargaan ini adalah bukti nyata dari kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Kami berharap ini bisa menjadi motivasi bagi seluruh pihak untuk terus menjaga keberlanjutan program STBM dan menularkan semangat perubahan positif ini ke daerah lainnya,” ujarnya.
Program STBM, yang digagas oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memiliki lima pilar utama yang menjadi fondasi implementasi, yaitu:
Kelima pilar ini dirancang untuk menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. Kota Semarang dinilai berhasil mengintegrasikan pilar-pilar ini ke dalam kebijakan daerahnya, termasuk melalui inovasi program sanitasi berbasis komunitas yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Melalui penghargaan ini, Kota Semarang tidak hanya mempertahankan reputasinya sebagai kota yang peduli pada kesehatan lingkungan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menerapkan pendekatan serupa. Langkah-langkah yang diambil Semarang membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat mampu menciptakan dampak besar yang berkelanjutan. mKepala Dinas Kesehatan menambahkan, “Ke depan, kami akan terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan, sehingga semua pilar STBM bisa diterapkan dengan lebih optimal.”
Dengan keberhasilan ini, Semarang semakin memperkokoh perannya sebagai salah satu daerah teladan dalam mendukung program nasional di bidang kesehatan lingkungan. Semoga penghargaan ini menjadi titik awal bagi lebih banyak inovasi dan kolaborasi untuk Indonesia yang lebih sehat.