Berita

Workshop Deteksi Dini Kesehatn Jiwa Pada Masyarakat

SEMARANG – Selasa (19/3) lalu, Dinas Kesehatan Kota Semarang mengadakan Workshop Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Pada Masyarakat kepada pemegang program kesehatan jiwa yang ada di Puskesmas seluruh Kota Semarang. Workshop bertempat di aula kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang dan dibuka oleh Kepala Seksi P2 PTM ( Penyakit Tidak Menular ) dr.Syiska Maolana.

Pemateri pada workshop tersebut yakni Dr.dr.H.Ahmadi NH.SpKj. dari RS K.R.M.T Wongsonegoro mengenai kesehatan jiwa pada masyarakat. Setelah itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehat Kota Semarang dr. Mada Gautama M.Kes juga menyampaikan analisa situasi kesehatan jiwa yang ada di Kota Semarang.

Peningkatan proporsi gangguan jiwa di Indonesia pada data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, naik dari 1,7% menjadi 7%. Prevalensi gangguan jiwa berat di Jawa Tengah adalah sebanyak 2,3 permil dan termasuk dalam provinsi terbanyak jumlah psikosis secara nasional.

Menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2017 ditemukan sasaran pelayanan kesehatan dengan gangguan jiwa berat (ODGJ) berjumlah 27.007 orang. Di Kota Semarang terdapat 1164 kasus ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) Berat dan tidak ada kasus Pasung. Namun belum semua Puskesmas mempunyai tenaga kesehatan yang sudah terlatih terkait Kesehatan Jiwa.

Dari 37 Puskesmas di Kota Semarang yang sudah mengikuti pelatihan ASSIST (Alcohol, Smooking, Substance Use Involvement Screening & Testing) baru 28 Puskesmas. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan terkait Progran Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas. Penyelenggaraan layanan kesehatan jiwa di layanan primer berdasarkan Peta Strategis adalah Puskesmas yang diharapkan memiliki tenaga kesehatan terlatih dan dapat mendeteksi dini keseharan jiwa yang ada di masyarakat.