Nakes Teladan Tahun 2018 : Dokter Gigi

KEMBANGKAN GERTAGI AGAR ANAK TAK TAKUT KE DOKTER GIGI

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal fundamental bagi kesehatan umum karena mulut yang sehat memungkinkan individu untuk berbicara, makan, bersosialisasi tanpa mengalami rasa sakit, rasa tidak nyaman, maupun rasa malu. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang semua golongan umur yang bersifat progresif dan akumulatif. Tanpa perawatan yang memadai, proses Karies gigi akan terus berlanjut hingga gigi hancur. Karies gigi adalah satu diantara banyak penyakit masa anak-anak yang dapat dicegah dan setiap anak rentan terhadap penyakit ini. Adanya karies gigi dapat menganggu system pengunyahan dan dapat menjadi infeksi fokal sehingga menggangu kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Data dari Riskesdas 2018 anak Indonesia umur 5 tahun memiliki masalah gigi berlubang, dengan indeks dmf-t atau jumlah rata-rata kerusakan gigi sebesar 8,1. Hal ini disebabkan karena hanya ada 2.8% anak usia 3 tahun yang memiliki prilaku sikat gigi sehari 2x ( pagi setelah makan dan malam sebelum tidur ).   Berangkat dari hasil Riskesdas  dan Prevalensi Karies pada siswa TK yang setiap tahunnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun di Puskesmas Bugangan. maka Drg Rahma Defi, M.Kes menciptakan  program Inovasi Gertagi.

Program Inovatif Gertagi ( Gerakan Cinta Gigiku ) adalah suatu gerakan yang di tanamkan sedini mungkin kepada anak – anak agar mereka lebih mencintai giginya dan dapat menjaga kesehatan giginya sejak kecil. Program ini merupakan kegiatan yang terintegrasi antara Puskesmas, Dinas Pendidikan, TP PKK, Kecamatan dan Kelurahan serta orang tua dari anak.  Keterlibatan guru dan orang tua dalam program ini agar guru juga dapat memantau kesehatan gigi siswa – siswi nya di sekolah dan peran orang tua dalam memantau anak untuk sikat gigi secara teratur.

Gertagi ini sudah dilakukan di semua TK dan Paud yang ada di wilayah Kerja Puskesmas Bugangan. dalam kegiatan ini anak dan orang tua diberikan edukasi tentang cara mengosok gigi, mengetahui faktor resiko karies gigi serta perawatan gigi secara holistik. Selain itu inovasi Gertagi juga mengembangkan media komunikasi online berbasis Website antara Guru di TK/Paud, dokter gigi di Puskesmas serta orang tua dalam SiCIKGu ( sistem informasi cinta kesehatan gigiku). Dengan adanya sicikgu ini dapat terjalin komunikasi yang efektif untuk mengetahui status kesehatan gigi anak dan konsultasi kesehatan gigi.

Dengan Gertagi, kami memberikan edukasi kepada masyarakat agar mengosok gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, cek rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali tanpa menunggu sakit gigi serta konsumsi makanan sehat untuk gigi dan gusi. Gerakan cinta gigiku yang kami tanamkan sejak dini mulai dari pra sekolah ( PAUD) dapat membentuk sikap dan prilaku yang sehat dalam kesehatan gigi. Selain itu adanya Gertagi ini membuat anak-anak tidak lagi takut ke dokter gigi.

Defi juga akan mengembangkan aplikasi  online Gertagi ini agar dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui aplikasi Playstore. Yang mana nantinya masyarakat dapat mengetahui faktor resiko terhadap karies dan melakukan konsultasi online dengan dokter gigi di Puskesmas Kota semarang dan Dokter gigi  yang ada pada Persatuan Dokter Gigi Indonesia.

Lets Say... AAAHHH...dan berikan “Senyum Sehatmu  untuk Semarang Hebat”